A.
Sistem
Reproduksi dengan Sistem Kardiovaskuler
Sistem reproduksi wanita dan
laki-laki menerima darah oleh pembuluh darah yang merupakan cabang-cabang dari
pembuluh darah besar dalam tubuh, dengan sentral pada jantung, sehingga jika
terdapat kelainan pada jantung contohnya cardiomyopathy, kelainan katub
jantung, arritmia. Maka akan berakibat juga pada organ-organ reproduksi,
misalnya pada laki-laki sering terjadi disfungsi ereksi, ketidak mampuan dalam melakukan hubungan seksual karena penambahan beban jantung saat
aktifitas coitus. Dan jika seorang wanita hamil maka beban jantung bertambah
berat, akibatnya jika sudah ada penyakit jantung maka
penyakitnya jantungnya akan bertambah parah, dan penyakit jatung tersebut akan
mengakibatkan komplikasi pada kehamilannya sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR,
kematian janin dan ibu saat hamil dan bersalin. Saat
seseorang berhubungan seksual aliran darahnya akan meningkat. Jika aliran darah
meningkat, maka kebutuhan energi dan metabolismenya pun meningkat. Meningkatnya
kebutuhan energi dan metabolisme ini akan memacu jantung berdetak lebih cepat.
Bila kondisi jantung tidak normal, detak jantung yang semakin cepat dapat
membuat beban jantung semakin berat. Kondisi ini bisa berakibat pada gagal
jantung.
Pada dua trimester pertama
kehamilan, volume darah ibu yang bersirkulasi meningkat 40% (dari 3500 cm³
menjadi 5000 cm³). Penambahan volume ini disebabkan oleh menguatnya sistem
renin-angiotension. Estrogen plasenta meningkatkan produksi angiotensinogen
oleh hati, dan estrogen bersama dengan progesteron meningkatkan produksi enzim
proteolitik, renin oleh ginjal. Renin memecah angiotensinogen untuk membentuk
angiotensin I, yang dikonversi menjadi angiotensin II (AII) di dalam paru dan
tempat lain. Peningkatan jumlah AII bekerja pada zona glomerulosa kelenjar
adrenal untuk meningkatkan produksi aldosteron. Aldosteron merangsang
penambahan volume melalui retensi natrium dan air. Kapasitas pengangkut oksigen
harus dipertahankan saat terjadinya peningkatan volume darah yang bersirkulasi.
Absorpsi besi meningkat untuk memenuhi kebutuhan akan peningkatan hemoglobin
selama terjadi penambahan volume.
Hilangnya respon vaskuler perifer
terhadap AII menyertai peningkatan volume darah yang bersirkulasi. AII
merupakan vasokonstriktor poten dan hilangnya respon AII menyebabkan
penurunan tekanan darah ibu selama awal trimester kedua. Hipotensi relatif ini
terlihat pada sebagian besar wanita yang hamil walaupun terdapat peningkatan
kadar AII. Tekanan darah ibu perlahan-lahan akan meningkat seperti kadar
sebelum kehamilan pada trisemester ketiga. Progesteron merangsang relaksasi
otot polos secara keseluruhan sehingga berperan pada perubahan tekanan darah
ibu.
Gangguan Pada Sistem Cardiovaskular,
dapat terjadi peningkatan kolesterol, HDL turun, LDL tinggi sehingga timbul
penyakit jantung koroner. Karena terbukti bahwa
progesteron dapat menurunkan kadar HDL sehingga LDL dalam kondisi normal.
· Peran
Vaskuler (Pembuluh Darah)
Ereksi sebenarnya sangat terkait dengan darah dan
pembuluh darah. Ereksi disebabkan darah yang mengisi rongga penis sampai
maksimal (dibatasi ukuran rongga, pembatas tunica albuginea). Proses pengisian
ini membutuhkan pembuluh darah yang berfungsi baik. Tingkat ereksi tergantung
pada keseimbangan aliran darah arteri menuju dan keluar dari rongga penis.
Ketika aliran darah arteri rendah atau sedikit maka penis dalam kondisi tidak
ereksi (flaccid). Bila aliran darah arteri menuju rongga penis meningkat dan
aliran darah vena keluar terhambat, maka darah akan mengisi rongga penis,
terjebak disana dan terjadilah ereksi. Banyak sedikitnya aliran darah
dipengaruhi vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah. Kedua hal tersebut
terjadi karena kemampuan kontraksi dan relaksasi otot polos dinding pembuluh.
0 komentar:
Posting Komentar