Minggu, 07 Juni 2015

Sistem Reproduksi dengan Sistem Kardiovaskuler

A.    Sistem Reproduksi dengan Sistem Kardiovaskuler
Sistem reproduksi wanita dan laki-laki menerima darah oleh pembuluh darah yang merupakan cabang-cabang dari pembuluh darah besar dalam tubuh, dengan sentral pada jantung, sehingga jika terdapat kelainan pada jantung contohnya cardiomyopathy, kelainan katub jantung, arritmia.  Maka akan berakibat juga pada organ-organ reproduksi, misalnya pada laki-laki sering terjadi disfungsi ereksi, ketidak mampuan dalam melakukan hubungan seksual karena penambahan beban jantung saat aktifitas coitus. Dan jika seorang wanita hamil maka beban jantung bertambah berat, akibatnya jika sudah ada penyakit jantung maka penyakitnya jantungnya akan bertambah parah, dan penyakit jatung tersebut akan mengakibatkan komplikasi pada kehamilannya sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR, kematian janin dan ibu saat hamil dan bersalin. Saat seseorang berhubungan seksual aliran darahnya akan meningkat. Jika aliran darah meningkat, maka kebutuhan energi dan metabolismenya pun meningkat. Meningkatnya kebutuhan energi dan metabolisme ini akan memacu jantung berdetak lebih cepat. Bila kondisi jantung tidak normal, detak jantung yang semakin cepat dapat membuat beban jantung semakin berat. Kondisi ini bisa berakibat pada gagal jantung.
Pada dua trimester pertama kehamilan, volume darah ibu yang bersirkulasi meningkat 40% (dari 3500 cm³ menjadi 5000 cm³). Penambahan volume ini disebabkan oleh menguatnya sistem renin-angiotension. Estrogen plasenta meningkatkan produksi angiotensinogen oleh hati, dan estrogen bersama dengan progesteron meningkatkan produksi enzim proteolitik, renin oleh ginjal. Renin memecah angiotensinogen untuk membentuk angiotensin I, yang dikonversi menjadi angiotensin II (AII) di dalam paru dan tempat lain. Peningkatan jumlah AII bekerja pada zona glomerulosa kelenjar adrenal untuk meningkatkan produksi aldosteron. Aldosteron merangsang penambahan volume melalui retensi natrium dan air. Kapasitas pengangkut oksigen harus dipertahankan saat terjadinya peningkatan volume darah yang bersirkulasi. Absorpsi besi meningkat untuk memenuhi kebutuhan akan peningkatan hemoglobin selama terjadi penambahan volume.
Hilangnya respon vaskuler perifer terhadap AII menyertai peningkatan volume darah yang bersirkulasi. AII merupakan vasokonstriktor poten  dan hilangnya respon AII menyebabkan penurunan tekanan darah ibu selama awal trimester kedua. Hipotensi relatif ini terlihat pada sebagian besar wanita yang hamil walaupun terdapat peningkatan kadar AII. Tekanan darah ibu perlahan-lahan akan meningkat seperti kadar sebelum kehamilan pada trisemester ketiga. Progesteron merangsang relaksasi otot polos secara keseluruhan sehingga berperan pada perubahan tekanan darah ibu.
Gangguan Pada Sistem Cardiovaskular, dapat terjadi peningkatan kolesterol, HDL turun, LDL tinggi sehingga timbul penyakit jantung koroner. Karena terbukti bahwa progesteron dapat menurunkan kadar HDL sehingga LDL dalam kondisi normal.
·         Peran Vaskuler (Pembuluh Darah)
Ereksi sebenarnya sangat terkait dengan darah dan pembuluh darah. Ereksi disebabkan darah yang mengisi rongga penis sampai maksimal (dibatasi ukuran rongga, pembatas tunica albuginea). Proses pengisian ini membutuhkan pembuluh darah yang berfungsi baik. Tingkat ereksi tergantung pada keseimbangan aliran darah arteri menuju dan keluar dari rongga penis. Ketika aliran darah arteri rendah atau sedikit maka penis dalam kondisi tidak ereksi (flaccid). Bila aliran darah arteri menuju rongga penis meningkat dan aliran darah vena keluar terhambat, maka darah akan mengisi rongga penis, terjebak disana dan terjadilah ereksi. Banyak sedikitnya aliran darah dipengaruhi vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah. Kedua hal tersebut terjadi karena kemampuan kontraksi dan relaksasi otot polos dinding pembuluh.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates