A. TEORI
KEBIDANAN MENURUT ELLA
JOY LEHRMAN
DAN MORTEN
Dalam teori ini
Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik dalam memberikan asuhan pada wanita
hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.
Lehrman mengemukakan 8
konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
1.
Asuhan yang berkesinambungan
Seorang bidan harus memeberikan
asuhan kepada wanita secara terus-menerus mulai dari awal kehamilan,
persalinan, nifas dan post partum agar klien dapat melewati masa-masa ini
dengan baik. Contohnya bidan memberi asuhan pada wanita hamil dari awal
kehamilan , bidan menyarankan agar bumil melakukan check-up secara rutin,
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berprotein tinggi selama kehamilan dan
bidan melakukan pertolongan pada saat persalinan.
2.
Keluarga sebagai pusat asuhan
Keluarga adalah salah satu pusat
asuhan yang sangat penting karena keluarga adalah orang terdekat klien yang
dapat memantau kien secara terus menerus, contohnya seorang bidan dapat
melakukan komunikasi yang baik dengan keluarga terutama memberikan
asuhan-asuhan yang dapat membantu sang ibu menjalani asuhan-asuhan tersebut di
rumah pada saat bidan tidak dapat memantau seara langsung, jadi disini
keluargalah yang berperan.
3.
Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
Memberikan informasi kepada klien
adalah salah satu bentuk asuhan yang sangat penting. Selain itu, konseling juga
merupakan bagian yang sangat penting dalam pemberian asuhan kepada klien.
Konseling bertujuan agar bidan dan klien dapat
memahami satu sama lain, sehingga bidan dapat memberikan asuhan yang sesuai
dengan kebutuhan klien. Contohnya
seorang bidan harus memberikan informasi kepada ibu agar nanti ibu mampu
melakukan teknik-teknik yang benar dalam merawat bayi, misalnya posisi menyusui
yang benar agar tidak terjadi kesalahan, seperti terjepitnya hidung bayi oleh
corpus mammae.
4.
Tidak ada intervensi dalam asuhan
Artinya dalam pelayanan atau memberi
asuhan, pelayan kesehatan tidak memberikan asuhan yang tidak seharusnya. Maka
dalam hal ini sang bidan harus mulai menganalisa, mengkaji dan memebrikan
asuhan yang sesuai. Contohnya seorang bidan tidak boleh melakukan tindakan
diluar wewenang profesinya. Salah satu contohnya yaitu jika terjadi persalinan
abnormal karena hipertensi yang diderita oleh sang ibu dan bidan harus
melakukan rujukan.
5.
Fleksibilitas dalam asuhan
Penerapnnya adalah seorang bidan dalam melakukan praktiknya tidak boleh
kaku saat melakukan tindakan atau pada saat memeberikan asuhan, agar pasien
merasa nyaman dengan tindakan yang bidan lakukan. Contohnya seorang bidan yang
baru membuka praktik atau lulus kuliah belum lama pastinya dia belum terbiasa
untuk memberikan asuhan atau melakukan pemeriksaan, sehingga dia masih merasa
kaku atau panik. Sikap tersebut tidak boleh ditunjukkan kepada pasien, karena
pasien akan merasa tidak nyaman dan tidak tenang. Maka sebisa mungkin bidan
harus bersikap tenang dalam melakukan tindakan asuhan kebidanan.
6.
Keterlibatan dalam asuhan
Dalam memebrikan asuhan, seorang
pelayan kesehatan atau bidan harus ikut berpatisipasi atau terlibat dalam
melaksanankan asuhan. Contohnya dengan membantu sang ibu untuk memberi nutrisi
yang baik untuk janin dengan memebrikan beberapa makanan bergizi atau bisa juga
dengan membantu sang ibu memandikan bayi. Intinya adalah pelayan kesehatan atau
bidan tidak hanya menyampaikan teori-teori saja tapi juga harus terlibat dalam
praktik asuhan tersebut.
7.
Advokasi dari pelayanan kebidanan
Tenaga kesehatan menerapkan teori ini dengan selalu
memeberikan inform consent atau oersetujuan sebelum melakukan tindakan kepada
klien sehingga ada persetujuan dari kedua belah pihak. Contohnya seorang bidan jika melakukan tindakan harus meminta persetujuan
terlebih dahulu dari klien atau keluarga misalnya melakukan rujukan jika
terjadi persalinan abnormal sehingga apabila terjadi apa-apa terhadap klien,
bidan tidak dituntut karena memiliki
inform consent.
8.
Waktu
Seorang bidan yang profesional akan
selalu memberikan pelayanan atau asuhan tanpa mengenal waktu dan bidan tersebut
mampu meyelesaikan asuhannya sesuai dengan batas waktu atau tepat waktu agar
asuhan-asuhan yang diberikan tidak tertunda-tunda. Contohnya seorang bidan
sedang menangani seorang ibu yang baru melakukan persalinan dan ibu tersebut
mengalami pendarahan yang hebat, sehingga bidan harus cepat membuat surat
rujukan agar ibu tersebut mendapat penanganan yang cepet pula .
A. Asuhan Partisipatif
Bidan dapat
melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan pasien klien ikut
bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam
pemeriksaan fisik, misalnya palpasi; klien akan melakukan palpasi pada tempat
tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung.
Dari delapan
komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian diuji cobakan oleh Morten
pada pasien postpartum.
Dari hasil penerapan tersebut
Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh
Lehrman, yaitu
a.
Tehnik
terapeutik
b.
Pemberdayaan
c. Hubungan sesama
a. Tehnik Terapeutik
Proses
komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan,
misalnya : mendengar aktif, mengkaji, mengklarifikasi, sikap yang tidak
menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian ijin.
b. Empowerment (pemberdayaan)
Suatu proses
memberi kekuasaan dan kekuatan bidan melalui penampilan dan pendekatan akan
meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan
memberi dukungan.
c. Lateral Relationship (hubungan sesama)
Menjalin hubungan yang baik
terhadap klien bersikap terbuka, sejalan dengan klien, sehingga antara bidan
dan kliennya nampak akrab, misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman.
B. PENERAPAN
PELAYANAN ANTENATAL ATAU PEMBERIAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU A
1.
KEHAMILAN
Masa
kemahilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dhitung dari hari pertama haid
terakhir.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik
maupun emosional ibu serta perubahan sosial dalam keluarga.
Pada umumnya kehamilan berkembang
dengan normal dan menghasilakn kelahiran bayi sehat, cukup bulan, melalui jalan
lahir (normal), namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh
karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kelahiran
normal.
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa drinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Tujuan asuhan antenatal adalah :
· Memperhatiakan perkembangan
kemhamilan demi kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
· Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi.
· Mengenali sejak dini ketidaknormalan
atau komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu.
· Mempersiapkan proses persalinan yang
cukup bulan, normal dan keselamatan ibu dan bayi.
· Mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan ibu dapat memberikan ASI eklusif.
· Mempersiapkan peran ibu dan keluarga
dalam menerima kelahiran bayi agar bayi dapat tumbuh secara normal.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa kehamilan
ibu A adalah :
1. Mengumpulkan data-data dari ibu A,
seperti :
· Biodata
· Riwayat kehamilan
· Riwayat kebidanan
· Riwayat kesehatan dahulu dan
sekarang
· Riwayat sosial ekonomi
2. Melakukan pemeriksaan fisik,
contohnya :
· Tekanan darah
· Denyut jantung ibu A
· Gerakan janin
3. Membantu ibu dan keluarganya untuk
mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat, seperti :
· Mempersiapkan pertolongan dan tempat
kelahiran serta keuangan untuk persiapan persalinan.
· Mempersiapkan rencana jika terjadi
komplikasi seperti, tempat dan transportasi ke tempat rujukan, mempersiapkan
donor darah, finansial, dan memilih pembuat keputusan jika pihak pertama tidak
ada ditempat.
4. Memberi konseling pada ibu A tentang
gizi, perubahan fisiologi, menginformasikan pada ibu A untuk mencari
pertolongan segera pada saat mendapati tanda-tanda bahaya, merencanakan dan
mempersiapakn kelahiran yang bersih dan aman di rumah, menjaga kebersihan diri.
2. PERSALINAN
Persalian adalah proses dimana bayi,
plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan yang normal
adalah jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai
adanya penyulit.
Asuhan antenatal yang diberikan
bidan pada masa persalinan ibu A adalah :
1. Membantu ibu dalam persalinan jika
ibu terlihat gelisah
2. Memberi dukungan emosional pada ibu.
3. Memberikan informasi atas kemajuan
persalinannya.
4. Memeberikan perhatian yang lebih
kepada ibu.
5. Menyarankan ibu untuk sering
berjalan.
6. Melibatkan suami atau ibunya untuk
memberi semangat sang ibu.
7. Mengajarkan teknik bernafas.
8. Memberi minum yang cukup kepada ibu
agar kebutuhan energinya tercukupi dan mencegah dehidrasi.
9. Bidan harus melakukan pemantauan
sesering mungkin hingga bayi dilahirkan.
3. MASA
NIFAS
Masa nifas dimulai beberapa jam
setelah lahirnya janin dan mencakup 6 minggu berikutnya.
Asuhan antenatal yang diberikan
bidan pada masa nifas kepada ibu A adalah :
1. Membersihkan bayi yang sudah dilahirkan.
2. Mendekatkan bayi kepada ibu A.
3. Menganjurkan ibu A untuk memeberi
ASI awal kepada bayinya.
4. Memastikan ibu A mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat
5. Memastikan ibu A dapat menyusui
bayinya dengan baik.
6. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari.
7. Menanyakan pada ibu tentang
penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya.
8. Memberikan konseling untuk KB
9. Menganjurkan ibu untuk selalu
menjaga kebersihan diri
0 komentar:
Posting Komentar