Minggu, 07 Juni 2015

TEORI KEBIDANAN ELLA JOY LEHRMAN DAN MORTEN



A. TEORI KEBIDANAN  MENURUT  ELLA JOY LEHRMAN DAN MORTEN
Dalam teori ini Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik dalam memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.

Lehrman mengemukakan  8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :

1.       Asuhan yang berkesinambungan
Seorang bidan harus memeberikan asuhan kepada wanita secara terus-menerus mulai dari awal kehamilan, persalinan, nifas dan post partum agar klien dapat melewati masa-masa ini dengan baik. Contohnya bidan memberi asuhan pada wanita hamil dari awal kehamilan , bidan menyarankan agar bumil melakukan check-up secara rutin, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan berprotein tinggi selama kehamilan dan bidan melakukan pertolongan pada saat persalinan.

2.       Keluarga sebagai pusat asuhan
Keluarga adalah salah satu pusat asuhan yang sangat penting karena keluarga adalah orang terdekat klien yang dapat memantau kien secara terus menerus, contohnya seorang bidan dapat melakukan komunikasi yang baik dengan keluarga terutama memberikan asuhan-asuhan yang dapat membantu sang ibu menjalani asuhan-asuhan tersebut di rumah pada saat bidan tidak dapat memantau seara langsung, jadi disini keluargalah yang berperan.

3.       Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
Memberikan informasi kepada klien adalah salah satu bentuk asuhan yang sangat penting. Selain itu, konseling juga merupakan bagian yang sangat penting dalam pemberian asuhan kepada klien.
 Konseling bertujuan agar bidan dan klien dapat memahami satu sama lain, sehingga bidan dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Contohnya  seorang bidan harus memberikan informasi kepada ibu agar nanti ibu mampu melakukan teknik-teknik yang benar dalam merawat bayi, misalnya posisi menyusui yang benar agar tidak terjadi kesalahan, seperti terjepitnya hidung bayi oleh corpus mammae.

4.       Tidak ada intervensi dalam asuhan
Artinya dalam pelayanan atau memberi asuhan, pelayan kesehatan tidak memberikan asuhan yang tidak seharusnya. Maka dalam hal ini sang bidan harus mulai menganalisa, mengkaji dan memebrikan asuhan yang sesuai. Contohnya seorang bidan tidak boleh melakukan tindakan diluar wewenang profesinya. Salah satu contohnya yaitu jika terjadi persalinan abnormal karena hipertensi yang diderita oleh sang ibu dan bidan harus melakukan rujukan.

5.       Fleksibilitas dalam asuhan
Penerapnnya adalah seorang bidan dalam melakukan praktiknya tidak boleh kaku saat melakukan tindakan atau pada saat memeberikan asuhan, agar pasien merasa nyaman dengan tindakan yang bidan lakukan. Contohnya seorang bidan yang baru membuka praktik atau lulus kuliah belum lama pastinya dia belum terbiasa untuk memberikan asuhan atau melakukan pemeriksaan, sehingga dia masih merasa kaku atau panik. Sikap tersebut tidak boleh ditunjukkan kepada pasien, karena pasien akan merasa tidak nyaman dan tidak tenang. Maka sebisa mungkin bidan harus bersikap tenang dalam melakukan tindakan asuhan kebidanan.

6.       Keterlibatan dalam asuhan
Dalam memebrikan asuhan, seorang pelayan kesehatan atau bidan harus ikut berpatisipasi atau terlibat dalam melaksanankan asuhan. Contohnya dengan membantu sang ibu untuk memberi nutrisi yang baik untuk janin dengan memebrikan beberapa makanan bergizi atau bisa juga dengan membantu sang ibu memandikan bayi. Intinya adalah pelayan kesehatan atau bidan tidak hanya menyampaikan teori-teori saja tapi juga harus terlibat dalam praktik asuhan tersebut.




7.       Advokasi dari pelayanan kebidanan
Tenaga kesehatan menerapkan teori ini dengan selalu memeberikan inform consent atau oersetujuan sebelum melakukan tindakan kepada klien sehingga ada persetujuan dari kedua belah pihak. Contohnya seorang bidan jika melakukan tindakan harus meminta persetujuan terlebih dahulu dari klien atau keluarga misalnya melakukan rujukan jika terjadi persalinan abnormal sehingga apabila terjadi apa-apa terhadap klien, bidan tidak dituntut karena  memiliki inform consent.

8.       Waktu
Seorang bidan yang profesional akan selalu memberikan pelayanan atau asuhan tanpa mengenal waktu dan bidan tersebut mampu meyelesaikan asuhannya sesuai dengan batas waktu atau tepat waktu agar asuhan-asuhan yang diberikan tidak tertunda-tunda. Contohnya seorang bidan sedang menangani seorang ibu yang baru melakukan persalinan dan ibu tersebut mengalami pendarahan yang hebat, sehingga bidan harus cepat membuat surat rujukan agar ibu tersebut mendapat penanganan yang cepet pula .





A.    Asuhan Partisipatif
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan pasien klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi; klien akan melakukan palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan denyut jantung.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian diuji cobakan oleh Morten pada pasien postpartum.
Dari hasil penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu

a.      Tehnik terapeutik
b.       Pemberdayaan
c.      Hubungan sesama

a.     Tehnik Terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan, misalnya : mendengar aktif, mengkaji, mengklarifikasi, sikap yang tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian ijin.

b.     Empowerment (pemberdayaan)
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan memberi dukungan.

c.      Lateral Relationship (hubungan sesama)
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien bersikap terbuka, sejalan dengan klien, sehingga antara bidan dan kliennya nampak akrab, misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman.














B.   PENERAPAN PELAYANAN ANTENATAL  ATAU PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU A

1.      KEHAMILAN
Masa kemahilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dhitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional ibu serta perubahan sosial dalam keluarga.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilakn kelahiran bayi sehat, cukup bulan, melalui jalan lahir (normal), namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kelahiran normal.
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa drinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.

Tujuan asuhan antenatal adalah :
·         Memperhatiakan perkembangan kemhamilan demi kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
·         Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi.
·         Mengenali sejak dini ketidaknormalan atau komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu.
·         Mempersiapkan proses persalinan yang cukup bulan, normal dan keselamatan ibu dan bayi.
·         Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan ibu dapat memberikan ASI eklusif.
·         Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar bayi dapat tumbuh secara normal.








Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa kehamilan ibu A adalah :
1.      Mengumpulkan data-data dari ibu A, seperti :
·         Biodata
·         Riwayat kehamilan
·         Riwayat kebidanan
·         Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang
·         Riwayat sosial ekonomi

2.      Melakukan pemeriksaan fisik, contohnya :
·         Tekanan darah
·         Denyut jantung ibu A
·         Gerakan janin

3.      Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat, seperti :
·         Mempersiapkan pertolongan dan tempat kelahiran serta keuangan untuk persiapan persalinan.
·         Mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi seperti, tempat dan transportasi ke tempat rujukan, mempersiapkan donor darah, finansial, dan memilih pembuat keputusan jika pihak pertama tidak ada ditempat.

4.      Memberi konseling pada ibu A tentang gizi, perubahan fisiologi, menginformasikan pada ibu A untuk mencari pertolongan segera pada saat mendapati tanda-tanda bahaya, merencanakan dan mempersiapakn kelahiran yang bersih dan aman di rumah, menjaga kebersihan diri.

2.      PERSALINAN
Persalian adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan yang normal adalah jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya penyulit.


Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa persalinan ibu A adalah :
1.      Membantu ibu dalam persalinan jika ibu terlihat gelisah
2.      Memberi dukungan emosional pada ibu.
3.      Memberikan informasi atas kemajuan persalinannya.
4.      Memeberikan perhatian yang lebih kepada ibu.
5.      Menyarankan ibu untuk sering berjalan.
6.      Melibatkan suami atau ibunya untuk memberi semangat sang ibu.
7.      Mengajarkan teknik bernafas.
8.      Memberi minum yang cukup kepada ibu agar kebutuhan energinya tercukupi dan mencegah dehidrasi.
9.      Bidan harus melakukan pemantauan sesering mungkin hingga bayi dilahirkan.

3.      MASA NIFAS
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah lahirnya janin dan mencakup 6 minggu berikutnya.
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa nifas kepada ibu A adalah :
1.      Membersihkan bayi yang sudah dilahirkan.
2.      Mendekatkan bayi kepada ibu A.
3.      Menganjurkan ibu A untuk memeberi ASI awal kepada bayinya.
4.      Memastikan ibu A mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
5.      Memastikan ibu A dapat menyusui bayinya dengan baik.
6.      Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
7.      Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya.
8.      Memberikan konseling untuk KB
9.      Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri


0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates