Sabtu, 09 Mei 2015

Plasenta Previa


A.    Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Dikenal 4 klasifikasi dari plasenta previa:
·       Plasenta previa totalis: plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum
·      Plasenta previa lateralis: plasenta menutupi sebagian dari ostium uteri internum
·      Plasenta previa marginalis: tepi plasenta berada tepat pada tepi ostium uteri internum
·      Plasenta letak rendah: plasenta berada 3 – 4 cm pada tepi ostium uteri internum

B.     Etiologi
Belum diketahui pasti. Frekuensi plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas seksio sesaria, bekas aborsi, kelainan janin, leioma uteri.

C.    Patofisiologi
Pendarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan.
Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus robek lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tak dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti plasenta normal.

D.    Manifestasi Klinis
·      Anamnesa
Ø  Pendarahan jalan lahir berwarna merah segar tanpa rasa nyeri, tanpa sebab.
Ø  Terutama pada multigravisa pada kehamilan setelah 20 minggu.
·      Pemeriksaan Fisik:
Ø  Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul.
Ø  Pemeriksaan inspekulo: pendarahan berasal dari ostium uteri eksternum.

E.     Pemeriksaan Penunjang
·      USG untuk diagnosis pasti, yaitu menentukan letak plasenta
·      Pemeriksaan darah: hemoglobin, hematokrit

F.     Penatalaksanaan
·      Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi.
·      Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan rongga perut (misal batuk, mengendan karena sulit buang air besar).
·      Pasang infus NaCl fisiologis, bila tidak memungkinakan beri cairan peroral.
·      Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya hipetensi atau syok akibat pendarahan.
·      Bila terjadi renjatan, segera lakukan pemberian cairan dan tranfusi darah.
·      Pengelolaan plasenta previa tergantung dari banyaknya pendarahan, umur kehamilan dan derajat plasenta previa.
·      Jangan melakukan pemeriksaan dalam atau tampon vagina, karena akan memperbanyak pendarahan dan menyebabkan infeksi.

1.    Bila usia kehamilan kurang 37 minggu/ TBF kurang 2500 gram
Ø  Pendarahan sedikit
ü  Keadaan ibu dan anak baik anak biasanya penanganan konservatif sampai umur kehamilan aterm.
ü  Tirah baring
ü  Adona 1-2 x 100 mg/ hari
ü  Drip Duvadilan ( D5 ) 2 ampul 8-10 tetes/ menit (12 jam observasi).
ü  Bila darah berkurang dilanjutkan dengan Duvadilan 2 x ½ tablet/ hari dan dilanjutkan dengan USG, tetapi bila darah tetap maka dilanjutkan drip seperti yang diatas.
ü  Bila selama 3 hari tidak ada pendarahan pasien mobilisasi bertahap.
ü  Bila setelah pasien berjalan tetap tidak ada pendarahan pasien boleh pulang.
ü  Pasien dianjurkan agar tidak coitus, tidak bekerja keras dan segera ke rumah sakit jika terjadi pendarahan. Ini juga dianjurkan bagi pasien yang didiagnosis lasenta previa dengan USG namun tidak mengalami pendarahan.
Ø  Jika pendarahan banyak dan diperkirankan membahayakan ibu dan janin maka dilakukan
ü  Pemberian cairan RL.
ü  Adona IV 100 mg.
ü  Vitamin K 1 ampul IM.
ü  Kalmetason 1 ampul.
ü  Siapkan operasi seksio sesar

2.    Bila umur kehamilan 37 minggu/ lebih dan TBF 2500 gram
Pada kondisi ini maka dilakukan penanganan secara aktif yaitu segera mengakhiri kehamilan, baik secara pervaginam/ per abdominal.
Ø  Persalinan pervaginam diindikasikan pada plasenta previa marginalis, plasenta previa letak rendah dan plasenta previa lateralis dengan pembukaan 4 sm/ lebih.
Ø  Pada kasus tersebut bila tidak banyak pendarahan maka dapat dilakukan pemecahan kulit ketuban agar bagian bawah anak dapat masuk pintu atas panggul menekan plasenta yang berdarah.
Ø  Bila his tidak adekuat dapat diberikan pitosin drip. Namun bila pendarahan tetap ada amaka dilakukan seksio sesar.
Ø  Persalinan dengan seksio sesar diindikasikan untuk plasenta previa totalis baik janin mati atau hidup, plasenta previa lateralis dimana pembukaan.


G.    Komplikasi

Komplikasi ibu yang sering terjadi adalah pendarahan post partum dan syok karena kurang kuatnya kontraksi segmen bawah rahim, infeksi dan trauma dan uterus/ servik. Komplikasi bayi yang sering terjadi adalah prematuritas dnegan angka kematiancukup tinggi. 

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates