A.
Pengertian
Plasenta
previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim
sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum.
Dikenal
4 klasifikasi dari plasenta previa:
· Plasenta previa totalis: plasenta
menutupi seluruh ostium uteri internum
· Plasenta previa lateralis: plasenta
menutupi sebagian dari ostium uteri internum
· Plasenta previa marginalis: tepi
plasenta berada tepat pada tepi ostium uteri internum
· Plasenta letak rendah: plasenta
berada 3 – 4 cm pada tepi ostium uteri internum
B.
Etiologi
Belum diketahui pasti. Frekuensi
plasenta previa meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas seksio
sesaria, bekas aborsi, kelainan janin, leioma uteri.
C.
Patofisiologi
Pendarahan
antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen
bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Umumnya terjadi
pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami
perubahan.
Pelebaran
segmen bawah uterus dan pembukaan serviks menyebabkan sinus robek lepasnya
plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari
plasenta. Pendarahan tak dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot
segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti plasenta normal.
D.
Manifestasi Klinis
· Anamnesa
Ø Pendarahan jalan lahir berwarna
merah segar tanpa rasa nyeri, tanpa sebab.
Ø Terutama pada multigravisa pada
kehamilan setelah 20 minggu.
· Pemeriksaan Fisik:
Ø Pemeriksaan luar bagian terbawah
janin biasanya belum masuk pintu atas panggul.
Ø Pemeriksaan inspekulo: pendarahan
berasal dari ostium uteri eksternum.
E.
Pemeriksaan Penunjang
· USG untuk diagnosis pasti, yaitu
menentukan letak plasenta
· Pemeriksaan darah: hemoglobin,
hematokrit
F.
Penatalaksanaan
· Harus dilakukan di rumah sakit
dengan fasilitas operasi.
· Sebelum dirujuk, anjurkan pasien
untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak melakukan senggama,
menghindari peningkatan rongga perut (misal batuk, mengendan karena sulit buang
air besar).
· Pasang infus NaCl fisiologis, bila
tidak memungkinakan beri cairan peroral.
· Pantau tekanan darah dan frekuensi
nadi pasien secara teratur tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya hipetensi atau
syok akibat pendarahan.
· Bila terjadi renjatan, segera
lakukan pemberian cairan dan tranfusi darah.
· Pengelolaan plasenta previa
tergantung dari banyaknya pendarahan, umur kehamilan dan derajat plasenta
previa.
· Jangan melakukan pemeriksaan dalam
atau tampon vagina, karena akan memperbanyak pendarahan dan menyebabkan
infeksi.
1.
Bila usia kehamilan kurang 37
minggu/ TBF kurang 2500 gram
Ø Pendarahan sedikit
ü Keadaan ibu dan anak baik anak
biasanya penanganan konservatif sampai umur kehamilan aterm.
ü Tirah baring
ü Adona 1-2 x 100 mg/ hari
ü Drip Duvadilan ( D5 ) 2 ampul 8-10
tetes/ menit (12 jam observasi).
ü Bila darah berkurang dilanjutkan
dengan Duvadilan 2 x ½ tablet/ hari dan dilanjutkan dengan USG, tetapi bila
darah tetap maka dilanjutkan drip seperti yang diatas.
ü Bila selama 3 hari tidak ada
pendarahan pasien mobilisasi bertahap.
ü Bila setelah pasien berjalan tetap
tidak ada pendarahan pasien boleh pulang.
ü Pasien dianjurkan agar tidak coitus,
tidak bekerja keras dan segera ke rumah sakit jika terjadi pendarahan. Ini juga
dianjurkan bagi pasien yang didiagnosis lasenta previa dengan USG namun tidak
mengalami pendarahan.
Ø Jika pendarahan banyak dan
diperkirankan membahayakan ibu dan janin maka dilakukan
ü Pemberian cairan RL.
ü Adona IV 100 mg.
ü Vitamin K 1 ampul IM.
ü Kalmetason 1 ampul.
ü Siapkan operasi seksio sesar
2.
Bila umur kehamilan 37 minggu/ lebih
dan TBF 2500 gram
Pada kondisi ini maka dilakukan
penanganan secara aktif yaitu segera mengakhiri kehamilan, baik secara
pervaginam/ per abdominal.
Ø Persalinan pervaginam diindikasikan
pada plasenta previa marginalis, plasenta previa letak rendah dan plasenta
previa lateralis dengan pembukaan 4 sm/ lebih.
Ø Pada kasus tersebut bila tidak banyak
pendarahan maka dapat dilakukan pemecahan kulit ketuban agar bagian bawah anak
dapat masuk pintu atas panggul menekan plasenta yang berdarah.
Ø Bila his tidak adekuat dapat
diberikan pitosin drip. Namun bila pendarahan tetap ada amaka dilakukan seksio
sesar.
Ø Persalinan dengan seksio sesar
diindikasikan untuk plasenta previa totalis baik janin mati atau hidup,
plasenta previa lateralis dimana pembukaan.
G.
Komplikasi
Komplikasi
ibu yang sering terjadi adalah pendarahan post partum dan syok karena kurang
kuatnya kontraksi segmen bawah rahim, infeksi dan trauma dan uterus/ servik.
Komplikasi bayi yang sering terjadi adalah prematuritas dnegan angka
kematiancukup tinggi.

0 komentar:
Posting Komentar